Monday 27 February 2017
kominfo
2298
Puncak peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah ditandai dengan kerja bakti membersihkan sampah di Bantaran Sungai Sakita. Ribuan orang terdiri dari berbagai elemen masyarakat antara lain ASN Pamda Morowali dan vertikal, TNI, POLRI, Satpol PP, honorer, masyarakat setempat, pramuka, dan pelajar dari berbagai sekolah serta pasukan baju orange (petugas kebersihan) di Sungai Sakita sepajang sekitar 1 km.
Kerja bakti dalam rangka memperingati HKSN ini dipimpin langsung oleh Bupati Morowali Drs. Anwar Hafid, M. Si, dihadiri oleh Kasdim 1311/Morowali Mayor Red Abner Patambo, Sekda Morowali H. Jafar Hamid, SH, MM, dan sejumlah pejabat eselon II.
Kerja bakti tersebut dimulai sekitar jam 07.00 s.d.09.30 dilanjutkan dengan panggung hiburan. Pada kesempatan ini pula, bupati memberi sambutan dan harapan bahwa dengan adanya HPSN menandakan sampah itu punya arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Lebih lanjut disampaikan bahwa sampah itu bisa menjadi kawan memberi manfaat bagi kita bila dikelola dengan baik dan sabaiknya bisa manjadi lawan bagi kita bila tidak dikelola dengan baik. Bupati mencotohkan bahwa di kota-kota besar, sampah dapat memberi nilai ekonomis dengan adanya Bank Sampah (tempat orang-orang menjual sampah). Kedepan Morowali akan mengadakan Bank Sampah, lanjut beliau.
Pada kesempatan ini, bupati memberi apresiasi kepada petugas kebersihan yang tergabung dalam pasukan orange. Atas kerja keras mereka Morowali khususnya ibu kota Bungku, kelihatan bersih seperti sekarang. Bupati juga menjelaskan motto atau semboyang Morowali dalam kaitannya kebersihan atau meraih Adipura yakni Morowali MOROA (MONGKITA SARO ALAO).
dijelaskan bahwa kata MOROA dalam Bahasa Bungku (Bahasa Daerah Morowali) berati bersih. Disamping itu MOROA merupakan singkatan dari 'Mongkita Saro Alao' yang artinya melihat sampah ambil. Dijelaskan pula bahwa kata 'Alao' berarti ambil, punya makna ambil sampah dan bawa di tempat sampah. Lebih lanjut dikatakan tidak boleh sampah kita lihat, kemudian berserakan di jalan, harus diambil kemudian dibawah ditempat yang sudah ditentukan. Bupati juga berharap 'MOROA' ini dijadikan budaya sehingga di mana-mana jika melihat sampah, perasaan tidak enak kalau tidak diambil. Dengan demikian ungkap beiau, ini merupakan cikal bakal Morowali menjadi lebih baik.
Diakhir sambutan bupati menyampaikan harapan bahwa dengan adanya kedulian kita terhadan sampah, Insya Allah Morowali semakin bersih, indah, tertata dengan baik sehingga suatu saat nanti kita bangga dapat Piala Adipura. Diingatkan pula kepada seluruh warga masyarakat Kabupaten Morowali agar menjadikan budaya menanam pohon, menanam bunga khusus bunga asoka, serta MOROA (MOngkita saRO Alao). (NA)