PEMIMPIN DAN PIMPINAN

  Friday 02 March 2018   iqbalmirza     27018

      oleh; Drs Iqbal Mirza Nawawi,SS.

“Ketika bangsa ini tertatih-tatih, haruskah kita kehilangan banyak pemimpin?” Pemimpin dan pimpinan adalah dua kata yang seakan sama, namun memiliki dua makna yang berbeda. Ketika kita disuguhkan tentang pertanyaan manakah yang lebih baik maknanya, maka kemungkinan kita akan terlihat bingung untuk menentukan isinya.

Berbicara mengenai pemimpin atau pimpinan sudah barang tentu memiliki bawahan atau ada sesuatu yang di bawahnya, namun dalam segi pemahamannya maka akan berbeda jauh. Ketika kita bicara pemimpin maka akan tercipta sebuah stereotip yang sebenarnya harus berbeda dengan makna pimpinan. Pimpinan memiliki pemahaman bahwa ia harus memimpin berdasarkan pengangkatan, dalam artian suka atau tidak suka bawahannya ia tetap menjadi orang yang memimpin suatu jabatan.

Makna pemimpin adalah ia memimpin berdasarkan pengakuan oleh bawahan, dalam artian memang yang pantas memimpin. Lalu apa hubungannya kita membahas pemahaman itu? dan apa konteksnya dengan kebangsaan? ada, dan ternyata ini adalah salah satu hal yang membuat kita tak bisa bangkit dari “keterpurukan”.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki wilayah yang besar dan memiliki keragaman budaya yang begitu besar. Bahkan saat ini sedang diperjuangkan untuk menjadi catatan dunia bahwa bangsa ini memiliki kebudayaan terbanyak di dunia.

Maka tak ayal lagi, kita pun sebenarnya harus segera sesadar mungkin untuk lakukan perubahan yang berarti bagi kemajuan bangsa. Berbicara pemimpin dan pimpinan, kita akan kembali kepada konteks “pendewasaan” peradaban.

Dalam artian, tidak mudah menghasilkan pemimpin jika dibandingkan dengan pimpinan. Seorang pimpinan entah itu memang “capable” atau tidak, mau tidak mau harus memimpin karena ia diangkat meski terkadang tidak memiliki jiwa pemimpin. Namun seorang pemimpin itu memang layak untuk di cari dan diperjuangkan.

Mari kita coba berfikir sama-sama, apakah memang sudah banyak pemimpin di negeri ini, mari kita perhatikan hadits Rasulullah saw ini: “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabann ya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang suami adalah pemimpin terhadap keluarganya, dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang istri adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawabann ya. Seorang pembantu adalah pemimpin terhadap harta majikannya, dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim )

Berbicara pimpinan bisa siapa saja untuk memimpin, namun yang harus kita kritisi adalah apakah memang dia pantas jadi pimpinan atau apa benar ia memiliki jiwa pemimpin?

sebenarnya yang harus kita cari adalah pemimpin yakni orang-orang yang bertanggungjawab dengan segala kesadarannya untuk menjaga amanah yang diberikan kepadanya, yang berani mengambil resiko untuk kepentingan umum meski dirinya sendiri harus menderita.

Kondisi bangsa saat ini adalah krisis pemimpin dan bukan krisis pimpinan. Untuk menjadi pemimpin dibutuhkan waktu yang lama karena memakan proses, jika dibaratkan seperti emas yang terbenam dalm lumpur yang pekat maka harus segera di bersihkan agar memang ia terlihat sebagai barang yang berharga.

Proses-proses menuju pemunculan pemimpin-pemimpin bangsa ini yang terkadang tidak jalan, betapa tidak banyak orang yang memang mau untuk lakukan itu. Kita memang dijadikan untuk menjadi pemimpin seperti yang terkandung di dalam surat Al-Baqarah ayat 30, namun pada kehidupannya kita cenderung lupa bahwa kita itu pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban akan perbuatan-perbuatan yang kita lakukan di dunia.

Pemimpin itu harus melakukan islah di muka bumi agar pengakuan kita terhadap Allah seperti yang tertuang dalam surah Al-A’raf ayat 172 mengenai kesaksian kita terhadap Allah sebagai Rabb menjadi benar-benar terealisir.

Bangsa ini sedang butuh pemimpin yang memang sesuai dengan pemahaman yang sama yakni akan dimintai pertanggungjawaban. Tidak ada kata-kata lagi yang harus dikedepankan selain, masihkah kita harus menunggu dipimpin oleh pimpinan yang bukan memiliki jiwa pemimpin? kita harus sama-sama bangkit dari keterpurukan dengan sadar bahwa kita itu pemimpin.

Syaikh Sayyid Quthub memberikan pemahaman bahwa seseorang akan meninggal jika rizkinya memang telah habis dan tugasnya telah selesai. Tugasnya telah selesai berarti kembali kepada pemahaman bahwa kita harus berusaha merdeka sesuai tafsiran surat Al-Imran ayat 110 yakni sebuah makna kemerdekaan yakni merdeka untuk menyatakan pendapat (amar ma’ruf), kemerdekaan untuk mengkritik yang salah (nahi munkar) dan kemerdekaan untuk beriman kepada Allah (Tafsir Al Azhar).

Seorang pemimpin harus berani tegakan amar ma’ruf nahi munkar dan menerima untuk dikritik, seorang pemimpin tidak akan berani berkata saya capek saya mau istirahat ketika memang belum terasa keadilan dan kesejahteraan yang dirasakan mayarakat.

Dan pemimpin itu tidak akan menjual keadilan hanya untuk kepentingan dirinya karena ia sadar bahwa Yasytaruna bi ayatil-lahi tsamanan qalila, sehingga meski emas sebesar dunia ini diberikan ia tidak akan goyah untuk takut melakukan amar ma’ruf nahi munkar.

Pemimpin itu harus menjadi pendengar setia dan penjaga keadilan untuk kesejahteraan rakyatnya sehingga rakyat menjadi merasa tentram dan melakukan yang terbaik karena memang mereka ikhlas dipimpin. ( Bua, 2017)

 

Berita Terkait

pordi-morowali-masa-bakti-2022-2026-resmi-dikukuhkan

PORDI Morowali Masa Bakti 2022-2026 Resmi dikukuhkan

Morowalikab.go.id-Bungku-Pengurus Daerah Perkumpulan Olahraga Domino Indonesia (Pordi) Kabupaten Morowali Masa bakti 2022-2026, resmi dikukuhkan dan dilantik oleh Ketua Pordi Sulawesi Tengah Asri M. Tahir, di Pelataran Warkop Aweng Fonuasingko, Desa

pangdam-xiiimerdeka-tatap-muka-bersama-pemda-dan-tokoh-masyarakat-morowali

Pangdam XIII/Merdeka Tatap Muka Bersama Pemda dan Tokoh Masyarakat Morowali

Morowalikab.go.id, Bungku, Panglima Kodam (Pangdam) XIII/Merdeka bersama rombongannya menggelar tatap muka bersama Pemerintah Daerah, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Adat Kabupaten Morowali pada Kamis (16/09/21) malam. Acara yang berlangsu

peringati-hari-pahlawan-10-november-pemkab-morowali-gelar-upacara-dan-tabur-bunga-di-perairan-laut-dermaga-bungku

Peringati Hari Pahlawan 10 November, Pemkab Morowali Gelar Upacara dan Tabur Bunga di Perairan Laut Dermaga Bungku

Morowalikab.go.id-Bungku- Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, yang  jatuh  pada Tanggal 10 November, Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali melaksanakan upacara dan tabur bunga bertajuk “ Pahlawanku Inspirasiku” di Peraira

pemerintah-daerah-morowali-hadiri-peresmian-pt-bank-bri-syariah-tbk-kcp-morowali

Pemerintah Daerah Morowali hadiri Peresmian PT. Bank BRI Syariah tbk, KCP Morowali.

Morowalikab.go.id-Bungku- Pemerintah Daerah Morowali, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Drs. Bambang S, Soerojo M.Si, menghadiri peresmian Bank PT. Bank BRI Syariah tbk. Kantor Cabang Pembantu Bungku.  Desa Bente, Kecamtan Bungku Tengah, K

hadiri-kegiatan-ponpes-masjid-tua-bungku-bupati-nyatakan-biaya-santri-anak-kurang-mampu-dan-yatim-piatu-di-tanggung-pemda

Hadiri Kegiatan Ponpes Masjid Tua Bungku, Bupati Nyatakan Biaya Santri Anak Kurang Mampu dan Yatim Piatu di Tanggung Pemda

BUNGKU, morowalikab.go.id, Bupati Morowal, Drs. Taslim menghadiri kegiatan pertemuan Wali Santri dan Wisuda Santri Khataman Qur’an 30 Juz Bil Goib, Minggu (14/03/21). Berlangsung di Pondok Pesantren (Ponpes) Masjid Tua Al Fatah Desa Bahorur