Friday 10 February 2023
Winda Bestari
1407
Morowalikab.go.id - Bungku - Rangkaian Acara Groundbreaking Indonesia Growth Project (IGP) Morowali, resmi digelar di Desa Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir dan di Port Desa Bahomotefe, Kecamatan Bungku Timur, Jumat (10/02/2023). Acara tersebut mengusung tema "Pertambangan dan Pengolahan Nikel Rendah Karbon Terintegrasi di Kabupaten Morowali".
Peletakan batu pertama di Desa Sambalagi diresmikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto. Turut hadir di antaranya Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto, Presiden Komisaris PT Vale Indonesia Tbk, Deshnee Naidoo, CEO PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy, Chairman Xinhai, Wang Wenlong, Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdi Mastura dan Bupati Morowali, Taslim.
Turut menyaksikan pula secara virtual di Port Desa Bahomotefe, Wakil Bupati Morowali, H. Najamudin, para pejabat teras Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali, unsur Forkopimda Morowali, perwakilan manajemen PT Vale, perwakilan perusahaan, tokoh agama, adat, masyarakat dan tokoh perempuan se Kec. Bungku Timur serta insan pers.
Diketahui, proyek ini mencakup pertambangan nikel yang berada di Blok Bahodopi dan pabrik pengolahan mineral atau smelter nikel berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) di Desa Sambalagi. PT Vale Indonesia menggandeng Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co., Ltd (TISCO) dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai) dalam pembangunan smelter RKEF dan membentuk perusahaan patungan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (BNSI) dengan nilai investasi fantastis sebesar Rp. 37,5 triliun.
Bupati Morowali, Taslim atas nama masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali menyampaikan terimakasih kepada Menko Perekonomian bersama seluruh rombongan yang telah berkenan hadir dalam peletakan batu pertama pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Desa Sambalagi. Dengan adanya pembangunan ini, Taslim optimis bahwa visi mewujudkan Morowali sejahtera bersama dan cita-cita besar yakni Morowali untuk Indonesia dapat tercapai.
"Ini semakin meyakinkan kami bahwa hari ini apa yang menjadi cita-cita kami, visi Morowali sejahtera bersama insya Allah dapat tercapai bersama dan cita-cita besar kami yakni Morowali untuk Indonesia, bisa terwujud," pungkasnya.
Sebagai informasi, proyek ini merupakan smelter RKEF pertama di Indonesia yang menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU). Proyek ini diklaim sebagai pemurnian bijih nikel dengan emisi karbon terendah kedua setelah smelter serupa milik perseroan yang berada di Blok Sorowako, Sulawesi Selatan.
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut teknologi yang diterapkan dalam proses pengolahan merupakan upaya dan komitmen PT Vale dalam mengurangi emisi karbon. Menurutnya, hal itu adalah wujud nyata PT Vale pada praktik hilirisasi yang berorientasi menuju ekonomi hijau (green economy).
"Proyek ini merupakan green smelter pertama yang saya lihat. Proyek smelter pertama di Indonesia yang menggunakan LNG (red: Liquified Natural Gas) sebagai sumber energi. Tentu ini menjadi solusi mewujudkan green mining, green product dan green economy," ujar Airlangga.
Olehnya, Airlangga menuturkan groundbreaking IGP ini menjadi sangat bersejarah, sebab hal ini merupakan sebuah tonggak penting oleh Vale beserta mitranya membangun proyek pertama yang menggunakan LNG. Selain itu ia mengatakan proyek ini membantu pemerintah dalam mendorong hilirisasi mineral serta berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian Indonesia.