Friday 25 January 2019
helman kaimu
1597
morowalikab.go.id - BUNGKU - Kunjungan kerja Staf Ahli Menteri Pertanian, Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr bersama Guru Besar IPB, Prof. Dr. Ir. Iswandi Anas Chaniago, M.Sc, digelar acara tatap muka dengan Pemkab Morowali diruang rapat Kantor Bupati, Jumat (25/01/19). Kegiatan tersebut dihadiri oleh Bupati Morowali Drs. Taslim, Sekretaris Daerah H. Moh. Jafar Hamid, SH, MM, Forkopimda Morowali, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan sejumlah perwakilan perusahaan Industry dan perkebunan wilayah Kabupaten Morowali.
Bupati, Drs. Taslim dalam sambutannya mengatakan bahwa sudah dilakukan upaya dalam menunjang kesejahteran masyarakat khususnya dalam bidang pertanian namun hasilnya belum maksimal. ''Selama ini, berbagai upaya sudah lama dilakukan dan masih mengalami kendala serta tantangan sehingga harapan untuk mensejahterakan masyarakat khususnya dalam bidang pertanian itu belum bisa dioptimalkan,'' Ujarnya.
Ia membeberkan, masalah pokok yang paling sering dihadapi adalah tingginya biaya operasional petani termasuk sulitnya mendapatkan pupuk. Taslim menambahkan, kekurangan alat atau teknologi juga menjadi kendala yang sering dialami petani sehingga belum mampu memaksimalkan potensi-potensi yang ada.
Melalui kendala tersebut, Pemda melakukan sebuah inovasi untuk menjawab masalah yang terjadi yaitu dengan membuat kegiatan penanaman padi organik pada Kecamatan Witaponda sebagai Pilot Project. ''Dari kendala-kendala yang kita hadapi melahirkan sebuah upaya penanaman padi organik yang nantinya akan diterapkan di dua (2) Kecamatan yakni Kecamatan Bumi Raya dan Kecamatan Witaponda.
Dalam sambutannya, Prof. Iswandi, mengakui telah berhasil membuat inovasi sistem bercocok tanam padi yang baik. ''Sistem pertanian ini inputnya dikurangi seperti penggunaan pupuk pestisida, benih, bahkan airpun akan berkurang tetapi menghasilkan output atau hasil produksi yang meningkat,'' Ungkapnya.
Sementara itu, Staf Ahli Kementerian Pertanian, Prof. Budi Indra Setiawan, yang juga guru besar mekanisasi pertanian mengatakan bahwa tantangan utama dari penerapan System of Rice Intensification (SRI) adalah meyakinkan petani sebagai pengambil kebijakan untuk berhenti menggunakan pupuk kimia.
Sistem pertanian SRI dalam kegiatan penanaman padi organik akan memberikan hasil yang maksimal dan dapat mengembangkan potensi yang ada di Morowali. ''Kami tetap yakin, secara ilmiah system ini sudah dibuktikan dan telah diterapkan diberbagai negara dan wilayah di Indonesia. Olehnya, melihat kondisi Morowali sangat memungkinkan untuk pengembangan pertanian yang lebih baik,'' Ujar Prof. Budi dengan nada optimis. Kominfo Morowali/HK/Winda.