Monday 14 June 2021
Octaviana Latong
2203
Morowalikab.go.id-bungku- Disadur dari Kamputo.com, Bupati Morowali Drs. Taslim buka diskusi publik yang digelar oleh kamputo.com dengan tajuk “Raja-raja dan Struktur Birokrasi Pemerintahan Kerajaan Bungku” Secara Virtual di ruangan Media Center Kantor Bupati Morowali, Kompleks Perkantoran Fonuasingko, Kec. Bungku Tengah, Minggu Malam (13/6). Kegiatan tersebut dalam rangka upaya dalam mempertahankan keidentitasan Tobungku (red: orang Bungku) di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini dan dalam rangka mendukung suskesnya kegiatan musyawarah adat.
Bupati Morowali Dalam sambutannya, mengapresiasi diskusi yang digelar oleh Kamputo.com dan mendukung penuh kegiatan yang berfokus pada penguatan identitas masyarakat Bungku yang saat ini mulai terdegradasi.
“Sejarah Kerajaan Bungku selama ini terbelenggu oleh tradisi lisan yang sudah sangat mengakar di kalangan masyarakat Bungku. Padahal, tradisi lisan rentan terhadap distorsi atau kekeliruan pemaknaan, sehingga penelusuran sumber dan kritik data sangat penting dilakukan”, ujarnya.
Diskusi publik tersebut dimoderatori oleh Anggrinata Sari, mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan menghadirkan dua pemateri. Pemateri pertama adalah Mohammad Sairin, seorang dosen sejarah di Institut Agama Islam Negeri Kota Palu yang menjabarkan jumlah raja Bungku yang pernah memerintah dan stuktur birokrasi pemerintahan Kerajaan Bungku dari zaman kerajaan sampai sekarang. Melalui pemaparan beliau didapatkan fakta bahwa jumlah raja Bungku yang memerintah berdasarkan tradisi lisan berbeda dengan tradisi tulis. Tradisi lisan selama ini mengatakan bahwa jumlah raja Bungku berjumlah 13 orang sedangkan tradisi tertulis menyebutkan 24 orang.
Adapun pemateri kedua adalah Moh. Yasir atau lebih akrab disapa Yasher Sakita yang membahas tentang posisi Kerajaan Bungku berdasarkan peninggalan arkeologis. Dia adalah staf Kementerian Kelautan dan Perikanan yang saat ini lebih dikenal sebagai pemerhati sejarah Bungku. Dalam penjelasannya, Yasher memaparkan data terkait Bungku berdasarkan catatan para penjelajah Eropa yang kemudian dia rekonstruksi melalui tinggalan arkeologis dari Kerajaan Bungku. Salah satu hal yang dia tekankan adalah bahwa Masjid Tua Bungku pertama yang selama ini dipercayai berlokasi di Kelurahan Marsaoleh nyatanya berada di Desa Lanona.
Diskusi publik yang digelar oleh Kamputo.com merupakan diskusi kedua yang digelar. Sebelumnya pada Oktober 2020, Kamputo.com juga menggelar diskusi publik terkait sejarah Bungku yang dibuka dan dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Morowali, Dr. H. Najamuddin, S.Ag., S.Pd., M.Pd.
Turut mendampingi Bupati Morowali, Kepala Bidang Kebudayaan Nursia Hafid, SH, MH, Ketua Komisi 1 DPRD Morowali Subhan Mattorang, Keturunan Raja Bungku dari Ahmad Hadie, Abdurrabbie, dan Razak juga nampak hadir dalam sesi diskusi yang berlangsung selama ± 3 jam tersebut. (Sumber: Kamputo.com).