Tuesday 24 May 2022
Citra Sari
2175
morowalikab.go.id -Bungku- Pemerintah Kabupaten Morowali melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, menyelenggarakan Pertemuan pembahasan penanggulangan penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Berlangsung di Aula kantor Bupati Morowali, Rabu (25/5/22).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati Morowali, Drs.Taslim, Dandim 1331 Morowali Letkol Inf Constatinus Rusmanto,M.Sc, Asisten III Bidang Administrasi dan Umum, Husban Laonu, SKPD terkait dan Insan Pers.
Kadis pertanian dan Ketahanan Pangan, Andi Irman, S.STP., MM., menyampaikan bahwa berkaitan dengan wabah PMK yang merajalela sehingga diadakan pertemuan yang bertujuan mengambil langkah-langkah pencegahan dan penanggulangannya serta Pembentukan Satgas Khusus.
"Wabah PMK atau Penyakit Mulut dan Kuku tengah ramai diperbincangkan di kalangan dunia peternakan. Wabah PMK ini tengah melanda di sejumlah daerah dan Belum ditemui penyebab pastinya, tetapi dengan himbauan dan melihat daerah yang sudah terdampak kita akan bersiap siap melakukan pencegahan masuknya wabah ini dengan Tujuan pertemuan sesuai arahan untuk langkah langkah penanggulangan bencana ini agar virus ini tidak sampai ke morowali", ungkapnya.
Lebih lanjut, Andi Irman menjelaskan bahwa telah dilakukan langkah awal dalam pencegahan masuknya wabah PMk ini, dan diharapkan masyarakat secara menyeluruh mengetahui dan mengikuti himbauan yang telah disampaikan.
"kita sudah memberikan surat edaran kepada kelompok - kelompok ternak dan perusahaan agar berhati hati dalam masuknya ternak dari luar daerah, kami harapkan petugas kesehatan lebih aktif dalam pemeriksaan hewan ternak, sebab wabah ini menyebar pada hewan ternak yang mempunyai daya tahan tubuh rendah, dan pada sapi-sapi muda bisa berakibat kematian. Sehingga angka mortalitas pada sapi muda atau pedet cukup tinggi. Tidak hanya sapi, penyakit ini juga rentan menulari hewan ternak lain seperti Kerbau, Unta, Gajah, Rusa, Kambing, Domba dan Babi. Meski tergolong penyakit menular, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap wabah PMK karena tidak menular ke manusia. tapi harus diperhatikan pengolahan daging dan susu dengan benar sehingga virus menjadi in-aktif," tuturnya.
Hal senada disampaikan oleh Bupati Morowali, Drs. Taslim, bahwa adanya wabah PMK ini, kita dapat mengantisipasi lebih dini dengan pembentukan Satgas khusus agar dilakukan penjagaan secara ketat dan menindaklanjuti sesuai dengan standar operasional prosedur.
"Kembali lagi kita diadakan pada satu permasalahan, dengan munculnya wabah ini merupakan sebuah ancaman, karena dengan adanya wabah-wabah yang masuk akan berdampak pada ekonomi kita, ekonomi tentunya berdampak pada masyarakat. Hal ini yang harus dipahami. Meskipun kita tidak terdampak secara langsung dari hewan, tetapi ada dampak lain dari adanya persoalan ini. Tentunya penanggulangan ini kita akan lakukan dengan SOP yang benar, sebelum masuk ke Morowali kita lakukan pencegahan terlebih dahulu dengan menjaga hewan ternak yang masuk dengan ketat, kita lakukan peningkatan kekebalan tubuh pada hewan ternak juga, kita harapkan proses kedepannya tim akan terbentuk dari kesehatan dan satuan keamanan untuk mencegah penanggulangan virus ini, tim yang terbentuk benar-benar berfungsi, efisien dan efektif. Saya ingin dalam hal ini tidak adanya toleransi, tetapi prosedur diikuti secara ketat untuk pencegahan, baik daratan sampai kepulauan kita tidak boleh kendor untuk lebih teliti menindaklanjuti wabah PMK ini, saya harapkan dilakukan pemantauan sekaligus menghimbau pada masyarakat terkait hewan ternak yang sehat dan higenis", Jelas dalam arahannya.
Diketahui, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang dikenal sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh virus tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus Aphthovirus yakni Aphtae epizooticae. Masa inkubasi dari penyakit 1-14 hari yakni masa sejak hewan tertular penyakit hingga timbul gejala penyakit Virus ini dapat bertahan lama di lingkungan dan bertahan hidup pada tulang, kelenjar, susu, serta produk susu. Angka kesakitan ini bisa mencapai 100% dan angka kematian tinggi ada pada hewan muda atau anak-anak. Tingkat penularan PMK sendiri termasuk cukup tinggi, tetapi tingkat kematian hanya 1-5%.
Lebih lanjut, putusan pembahasan SOP pencegahan dan penanggulangan wabah PMK, di bahas oleh pihak pihak yang berkaitan sesuai prosedur dan akan di sosialisasikan ke masyarakat.