Sunday 20 November 2022
Winda Bestari
714
Morowalikab.go.id - Bungku - Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali melalui Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Morowali bersama Tim Ahli Akademisi Universitas Tadulako menggelar Seminar Akhir Penyusunan Kajian Evaluasi Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Morowali di Aula Bappelitbangda, Senin (21/11/2022). Acara dibuka oleh Asisten III Administrasi Umum, Husban Laonu, SP., M.Si., turut hadir Kepala Bappelitbangda Morowali, Ramli Sanudin, SE., M.Si.
Seminar tersebut dimoderatori oleh Dr. Muzakir Tombolotutu, SE., M.Si. Adapun bertindak selaku narasumber yaitu Dr. Suparman, SE., M.Si., dengan judul materi Seminar Akhir Penyusunan Kajian Evaluasi Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Multidimensional Daerah Kabupaten Morowali. Sementara peserta dalam kegiatan itu diikuti oleh Camat Bungku Selatan, Camat Bungku Pesisir dan Camat Bungku Timur serta para sekretaris dan staf perwakilan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemerintah Kabupaten Morowali.
Asisten III, Husban Laonu mengungkap, sebagaimana yang tertuang dalam RPJMD Perubahan tahun 2018-2023, target capaian penurunan tingkat kemiskinan pada tahun 2023 sebagai tahun terakhir pelaksanaan RPJMD adalah pada angka 10 hingga 9 persen. Olehnya ia menyebut dibutuhkan seluruh dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak untuk mewujudkan hal tersebut.
"Target pencapaian kemiskinan dalam RPJMD pemerintahan Tahajud adalah pada angka 12 hingga 9 persen. Seperti diketahui saat ini angka kemiskinan di Morowali masih menyentuh 13,6 persen. Ini menjadi tugas kita bersama di dalam satu tahun kedepan (red: Tahun 2023) untuk bisa menurunkannya", pungkas Husban.
Guna memantapkan visi Morowali Sejahtera Bersama, lebih jauh Husban kemudian menguraikan pelbagai program unggulan Pemda dalam rangka menurunkan angka kemiskinan di Morowali. Dirinya berujar apa yang dilakukan Pemkab Morowali sudah sangat maksimal dalam mengentaskan kemiskinan. Olehnya ia menegaskan agar setiap program yang dicanangkan tepat sasaran dan memenuhi kebutuhan berdasarkan aspirasi masyarakat.
"Semua langkah-langkah yang dilakukan ini selain dalam rangka penanggulangan kemiskinan namun juga mencegah kemiskinan baru di masyarakat dan memutus mata rantai kemiskinan. Langkah yang sudah diberikan Pemda sudah sangat luarbiasa namun hasilnya seakan tidak memberikan efek yang besar. Gini rasio kita pada angka yang sangat terkontrol, dari indikator makro yang ada, luarbiasa sebetulnya kesejahteraan Morowali", terang dia.
"Olehnya yang harus kita lakukan adalah memastikan sasaran yang kita intervensi itu adalah betul-betul masyarakat miskin dan tepat sasaran. Agar tidak memperlebar jarak antara miskin dan tidak miskin. Sehingga angka kemiskinan bisa menurun", tambahnya.
Menutup arahannya, ia berharap identifikasi yang dilakukan tim kajian dari Universitas Tadulako dapat memberikan rekomendasi sebagai acuan bagi Pemda Morowali dalam proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian pembangunan di Kabupaten Morowali khususnya dalam menurunkan angka kemiskinan dan mencapai kesejahteraan bersama.
Diketahui, adapun hasil rekomendasi dalam Seminar Akhir Penyusunan Kajian Evaluasi Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Morowali Tahun 2022 berdasarkan pemaparan narasumber yaitu sebagai berikut;
- Percepatan verifikasi dan validasi (Verival) data kemiskinan terbaru berbasis data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) untuk menyelesaikan inclusion error dan exclusion error.
- Percepatan pembentukan ujung tombak Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) kabupaten sampai pada level kecamatan dan desa/kelurahan.
- Percepatan implementasi pendekatan pentahelix (pemerintah, swasta, masyarakat madani, akademisi dan media massa) dalam penyelesaian kemiskinan ekstrem dengan mengintegrasikan program unggulan Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah dan nasional.
- Percepatan kerjasama fund raising melalui dana CSR dan pilantropis yang fokus pada penanggulangan kemiskinan ekstrem berbasis wilayah kecamatan sebagai kantong-kantong kemiskinan.
- Percepatan penyelesaian kemiskinan berbasis kearifan lokal (local wisdom) dan berbasis komunitas terutama bagi masyarakat miskin di daerah terpencil sesuai dengan karakteristik kemiskinan yang dihadapi.