Monday 15 July 2019
kary marunduh
1430
PPID - morowalikab.go.id - Jakarta. (Senin, 15/07/19), Bupati Morowali, Taslim didampingi Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan, Andi Irman, berkunjung ke Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan) dalam rangka menjalin kerja sama dan koordinasi guna mendorong Kab. Morowali menjadi kawasan pertanian organik pertama di Sulawesi Tengah.
Dikutib dari rilis Kementan, bahwa Kab. Morowali tidak hanya memiliki potensi dalam bidang pertambangan, dikenal sebagai lumbung nikel hingga ke mancanegara, ternyata juga mempunyai potensi sebagai lumbung pangan organik pertama di Sulawesi Tengah. Hal tersebut diungkapkan Bupati Morowali, Taslim saat berkunjung ke Kantor Pusat Kementan di Jakarta. Taslim menjelaskan jika pertanian organik berpotensi menjadi motor penggerak perekonomian ke depan. Padi organik menjadi prioritas untuk dikembangkan.
"Kami dalam hal ini, ingin mencoba mewujudkan keinginan kami, mimpi kami, menjadikan Morowali sebagai kabupaten pertama di Sulawesi Tengah yang mengembangkan komoditas padi organik", ungkap Taslim.
Ia meminta pemerintah pusat, dalam hal ini Kementan dapat mendukung pengembangan budidaya padi organik di Morowali. Dukungan tersebut diharapkan dapat diberikan secara menyeluruh dari hulu hingga hilir, termasuk kemudahan mengurus sertifikasi organik hingga inovasi atau mekanisme pertanian, sehingga dapat memberi dampak positif terhadap peningkatan produksi pangan di Morowali.
Taslim mengaku sebagai bagian dari rencana pengembangan wilayah padi organik, pihaknya telah bekerja sama dengan Nusantara Organic SRI Center (NOSC) Sukabumi, dan melakukan Musim Tanam Pertama pada lahan pertanian organik di wilayahnya.
"Hasilnya luar biasa, ada satu desa, Limbo Makmur, Kec. Bumi Raya, produktivitasnya mencapai 8 Ton per hektar. Ini merupakan permulaan yang baik. Dalam lima tahun ke depan, setengah dari 6500 Hektar lahan sawah di Morowali, saya targetkan dapat dikembangkan menjadi pertanian organik", ungkap Taslim.
Senada dengan Taslim, Tenaga Ahli Menteri Pertanian, Budi Indra Setiawan mengungkapkan, Kab. Morowali memiliki keunggulan daerah dalam mengembangkan padi organik. Target membangun pertanian organik sejalan dengan agenda utamaKementan dalam menciptakan 1000 desa organik di Indonesia.
"Kami aka mendukung penuh upaya tersebut, baik dengan berbagi pengalaman, bimbingan dan bantuan, akan kami dukung sepenuhnya", ungkap Budi.
Kedepannya, Budi berharap pertanian organik di Morowali tidak terbatas pada komoditas padi, tetapi juga dapat diterapkan pada komoditas pertanian lainnya, seperti pala, cengkeh, sawit dan kakao dapat menyusul untuk dikembangkan secara organik.
"Saya minta semua pihak segera menindaklanjuti, sehingga dalam waktu dekat, kita dapat mencanangkan Pilot Poject pertanian organik di Kab. Morowali, dan kedepannya organik ini tidak hanya untuk tanaman pangan tetapi juga untuk komoditas perkebunan lainnya", tutup Budi. (IKP/k4r7)