Wednesday 24 February 2021
Winda Bestari
1122
morowalikab.go.id - Bungku - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Morowali menggelar Sosialisasi Focus Group Discussion (FGD) untuk menyamakan data dalam penyusunan publikasi Kabupaten Morowali dalam angka tahun 2021. Acara yang berlangsung di Aula Pertemuan Bappeda Morowali itu dibuka langsung oleh Bupati Morowali, Drs. Taslim, Kamis (25/02). Hadir di antaranya Kepala Bappeda Morowali, Drs. Emil Monto, M.Si., Kepala BPS Morowali, Agus Paryanto, SE., dan sebanyak 30 peserta dari berbagai instansi di lingkup Pemkab Morowali.
Mengusung tema bertajuk "Pelaksanaan FGD Mewujudkan Satu Data (One Data) bagi Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah", Kepala BPS, Agus Paryanto mengungkap, maksud dan tujuan kegiatan FGD tersebut yakni untuk menyamakan data dalam penyusunan publikasi tahun 2021 agar Pemerintah Daerah juga mempunyai basis data (database) yang terpercaya, valid dan akurat.
"Tentunya kita sama-sama menghimpun data agar lebih lengkap, valid dan terus diperbaharui (up to date). Maka itu adalah fungsi diadakannya FGD. Agar data yang telah dirilis sudah melalui satu persepsi", pungkas Agus.
Ia menambahkan, guna menyinkronkan data yang ada, BPS sebagai stakeholder yang bertanggungjawab dalam publikasi data, ia menerangkan bahwa sebelum data pemerintah diterbitkan, kesemuanya harus melalui koordinasi dan disepakati oleh seluruh institusi yang diakui pemerintah sebagai penyedia data.
"Sebelum mempublis, kami akan mendiskusikan dengan Pemkab sebagai sumber data, guna menyamakan persepsi. Agar jangan sampai setelah data dipublikasikan, muncul perdebatan dan permasalahan", tuturnya.
Sementara itu, Bupati Morowali, Taslim menguraikan pentingnya menggunakan data yang akurat. Menurutnya, data sangat memengaruhi perumusan program yang akan dikeluarkan oleh Pemerintah guna menjawab kebutuhan masyarakat.
"Kita (red: Pemerintah) harus punya data yang jelas. Data ini penting dimiliki sehingga program yang dirumuskan betul menjadi solusi bagi masyarakat yang dibantu. Sebab, data yang salah akan memberikan hasil yang tidak sesuai harapan, ini bisa berimbas salah sasaran, atau mungkin kegiatannya bagus tetapi penempatannya tidak tepat", terang Taslim.
"Berbicara data mesti valid, jangan menggunakan data abal-abal. Agar setiap program yang terlaksana menjadi efektif dan efisien," sambungnya.
Tidak hanya dalam perumusan program Pemerintah, bak efek domino, sebuah data juga sangat memengaruhi seluruh lini pembangunan daerah. Olehnya, Taslim mengimbau agar data yang dipedomani riil dan diperbaharui.
"Saya kembali mengingatkan data harus up to date, dimana peruntukkannya. Karena data memengaruhi iklim investasi bagi daerah. Jika ada investasi masuk, tentu bisa membuka peluang kerja bagi masyarakat. Sebab, informasi data yang diberikan dapat mengundang investor untuk membuka lapangan kerja. Efeknya, angka pengangguran menjadi berkurang dan ada korelasinya dengan penurunan angka kemiskinan, sehingga di Morowali terjadi pertumbuhan ekonomi yang pesat", tutupnya.
Diketahui, dalam FGD tersebut, Kepala BPS Morowali, Agus Paryanto membawakan materi tentang Tata Laksana Statistik Sektoral. Instansi Pemerintah adalah penyelenggara Statistik Sektoral sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, secara mandiri atau melalui kerjasama daerah. Dalam penyelenggaraan statistik sektoral, Pemda mengacu pada penggunaan konsep, definisi, klasifikasi dan ukuran-ukuran yang digunakan oleh BPS agar memperoleh keterbandingan hasil.