Friday 23 August 2019
Rahmaranggih S
2550
PPID - morowalikab.go.id - Bungku. Kamis, (22/08). Setelah meraih juara 1 Sekolah Sehat tingkat Provinsi, SMP Negeri 3 Bungku mewakili Sulawesi Tengah mengikuti lomba tingkat Nasional yang penilaiannya telah dilaksanakan beberapa waktu lalu. Prestasi ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi SMP Negeri 3 Bungku secara khusus, sehingga mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah Morowali dalam membantu sekolah tersebut untuk sukses dalam mengikuti proses penilaian tingkat nasional dengan membantu untuk memenuhi semua persyaratan sebagai sekolah yang tanggap dan ramah bencana.
Oleh karena itu, untuk memenuhi salah satu syarat penilaian Lomba Sekolah Sehat Tk. Nasional, SMP Negeri 3 Bungku menggelar Simulasi Evakuasi Bencana Gempa Bumi. Simulasi ini dipandu oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Agus Hamal, S.SI., M.SI., A.PT dan Tim Reaksi Cepat (TRC), Kamal Sofyan, SH., M.M dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Morowali, Kepala Sekolah SMP Negeri 3, Drs. Aswawarman Launu, M.M.
Dengan diikuti seluruh siswa, simulasi ini dilaksanakan di halaman sekolah, di Desa Ipi Kec. Bungku Tengah. Sebagai salah satu syarat lomba, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan edukasi kesiapsiagaan kepada siswa dan para guru tentang bagaimana mengambil sikap dan tindakan ketika menghadapi bencana gempa bumi agar tidak panik, sehingga dapat meminimalisasi jatuhnya korban jiwa. Output dari simulasi bencana ini adalah para siswa dan guru diharapkan dapat menularkan pembelajaran dan pengetahuannya yang didapat kepada keluarga, tetangga dan warga sekitar serta menerapkannya ketika terjadi bencana.
Sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) mitigasi bencana, simulasi dimulai dengan peringatan bel listrik yang dibunyikan memanjang dan berulang-ulang (apabila listrik tidak padam) atau memukul lonceng terus menerus (apabila listrik padam) menandakan telah terjadi bencana. Ketika mendapatkan tanda tersebut, semua dihimbau untuk tidak panik dengan memanfaatkan tas atau benda-benda yang bisa menutupi kepala kemudian berlari keluar dari ruangan melalui Jalur Evakuasi, menuju titik kumpul. Penegasan dari proses ini adalah haruslah dipastikan titik kumpul benar-benar aman dan dipastikan tidak ada seorangpun yang tertinggal di dalam ruangan. Ini dilakukan untuk meminimalkan korban dari dampak bencana alam yang sewaktu-waktu dapat terjadi, karena daerah ini rawan bencana.
Menurut Kepsek SMPN 3, Aswawarman, disela sela kegiatan ini mengatakan, "simulasi ini diharapkan melatih mental semua pihak khususnya para guru dan siswa agar dapat berinisiatif menyelamatkan diri dan memahami kawasan -kawasan aman sejak dini untuk menyelamatkan diri jika terjadi bencana", katanya.
"Dengan melibatkan seluruh siswa dan para guru, selain untuk persyaratan lomba sekolah sehat, simulasi ini sangat diharapan dapat melahirkan siswa dan guru yang mampu tenang dan tetap fokus ketika bencana terjadi, sehingga diharapkan mampu menjadi contoh bagi masyarakat sekitarnya", harap Aswawarman melanjutkan komentarnya.
Sementara itu, ditempat yang sama, Agus Hamal menyampaikan sebelum simulasi, BPBD Morowali melakukan peninjauan 3 lokasi pemasangan alat Seismograph Broadband. Ketiga titik tersebut, Kec. Bungku Tengah, Bahodopi, dan Wita Ponda, yang rencana pemasangan di September 2019 oleh BPBN.
"BPBD Morowali sebelum melakukan simulasi ini telah melakukan peninjauan lokasi pemasangan 3 alat Seismograph Broadband di 3 (tiga) titik, yaitu di Kecamatan Bahodopi, Bungku Tengah dan Wita Ponda yang rencana pemasangannya pada bulan September 2019 oleh tim BPBN", jelasnya.
Seismograf atau Seismometer Broadband adalah sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat gempa bumi dan terhubung secara online. Alat ini merespon gerak tanah pada arah vertikal dan gerak horisontal serta mampu mendeteksi seberapa besar suatu gempa bumi.
Dengan bantuan Dinas Komunikasi dan Informatika Daerah, Simulasi Evakuasi Bencana Gempa Bumi berlangsung lancar, dan akan dibuatkan video hasil simulasi yang akan diberikan kepada tim penilai tingkat nasional, sebagai salah satu persyaratan penilaian.
(IKP Kominfo/RaRa), Foto: Moh. Ilham