Morowalikab.go.id - Bungku - Dalam rangka mengevaluasi usaha percepatan penurunan dan pencegahan stunting melalui aksi konvergensi yang dilakukan oleh Kabupaten Morowali, Penilaian Kinerja Aksi Konvergensi Pencegahan Stunting Tingkat Kabupaten Morowali Tahun 2021, digelar di Ruang Pola Kantor Bupati, Senin (13/06/2022). Penilaian dilakukan oleh Tim Panelis Penurunan Stunting Provinsi Sulawesi Tengah.
Kegiatan ini bertujuan meninjau kemajuan dan pemberian umpan balik kepada Pemerintah Kabupaten dalam pelaksanaan aksi konvergensi utamanya aksi 1 (satu) hingga 8 (delapan) sebagai upaya pencegahan stunting terintegrasi di Kabupaten Morowali melalui pendekatan intervensi gizi spesifik dan sensitif. Penilaian Kinerja aksi konvergensi penurunan Stunting kabupaten se-Sulawesi Tengah diikuti oleh 5 (lima( Kabupaten lokus prioritas salah satunya Kabupaten Morowali.
Kinerja aksi konvergensi penurunan stunting terintegrasi di Kab. Morowali tahun 2021 dilaksanakan selama dua hari (13-14 Juni 2022). Turut hadir di antaranya Plt. Sekretaris Daerah Kab. Morowali, Drs. Yusman Mahbub, M.Si., Asisten III Administrasi Umum, Husban Laonu, SP., M.Si., Ketua dan Wakil Ketua TP PKK Morowali, Ny. Asnoni Taslim dan Dr. Marwani, M.Pd., para Kepala OPD beserta jajaran, para stakeholders dan segenap insan pers.
Sekda Morowali, Yusman Mahbub dalam sambutannya menyatakan komitmen Pemerintah Daerah Kab. Morowali dalam menurunkan angka stunting terbukti nyata melalui pelbagai kebijakan. Dirinya mengungkap, Pemda telah fokuskan anggaran untuk membiayai program/kegiatan khususnya dalam upaya penurunan stunting. Menurut Yusman, target dapat tercapai apabila seluruh elemen dapat bersatu membangun sinergitas dalam penanggulangan stunting di Morowali.
"Pemda Morowali sangat serius dengan penurunan dan pencegahan stunting. Pemda mengalokasikan anggaran dalam konvergensi stunting untuk mendorong seluruh OPD dan mendukung program yang dapat menurunkan stunting. Banyak hal yang telah dilakukan Pemda secara umum di bidang kesehatan. Semua elemen masyarakat termasuk kegiatan PKK dan BUMDes telah mengerucut untuk menurunkan stunting", terangnya.
"APBD 2023 Pemda merencanakan anggaran sebesar 64 miliar guna menurunkan angka stunting di Morowali. Insya Allah apa yang diharapkan dapat kita capai apabila semua semua elemen dan OPD yang masuk dalam konvergensi stunting dapat serius dan fokus dalam menjalankan program penurunan stunting", tambahnya.
Ketua Tim Panelis Penurunan Stunting Provinsi Sulawesi Tengah, Dr. Irwan, M.Si., menyampaikan tahun ini penilaian kinerja aksi konvergensi penurunan stunting kabupaten se-Sulawesi Tengah diikuti lima kabupaten. Sedang delapan yang belum menjadi lokus masih dijadikan peserta peninjau.
"Untuk peserta peserta peninjau di Morowali adalah dari Kab. Morut. Tujuannya adalah untuk melihat seperti apa program/kegiatan kabupaten lokus prioritas untuk dapat mereka terapkan, sehingga tahun depan yang akan dinilai adalah seluruh 13 Kab/Kota se - Sulawesi Tengah", ucap Irwan.
Kabid Sosial Budaya Bappeda Provinsi Sulteng itu menegaskan bahwa banyaknya program/kegiatan yang dibuat wajib menghasilkan output yang jelas. Sebab stunting merupakan program nasional yang angkanya harus berhasil diturunkan sehingga di tahun 2024 target 14 persen secara nasional dapat dicapai.
"Goalsnya adalah harus turun angka stunting. Ini merupakan program nasional. program ini tidak main-main. Sulteng secara Provinsi dan Kabupaten sudah ada data masing-maaing dan data sasarannya jelas. Semoga di tahun 2024 target angka 14 persen secara nasional merupakan kontribusi kab/kota se Indonesia dapat kita capai", pungkas dia.
Sementara itu, Asisten III Husban Laonu dalam pemaparannya menyebut Pemda serius menjalankan delapan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting di Morowali. Hal itu sesuai dengan visi "Morowali Sejahtera Bersama" yang selama ini digaungkan dalam pemerintahan Tahajud (Red: Taslim dan H. Najamudin).
"Dengan adanya visi itu bahwa secara tersirat kami serius menangani stunting. Alokasi anggaran di sektor kesehatan mandatory 10 persen, sementara Pemda Morowali dalam mengucurkan anggaran di sektor kesehatan dan lendidikan tidak pernah kurang dari 20 persen", tutur Husban.
Untuk diketahui, prevalensi stunting di Morowali sejak tahun 2018 hingga 2021 mengalami penurunan yang signifikan. Sebaran stunting per Agustus 2020 berhasil ditekan pada angka 7,80 persen yang sebelumnya mencapai hingga 30,40 persen. Sedangkan per Agustus 2021 turun menjadi 5,20 persen. Berdasarkan hasil analisis situasi dan rekomendasi, adapun jumlah desa lokus stunting di Kab. Morowali pada tahun 2022 ditetapkan sebanyak 44 desa dan tahun 2023 ditetapkan sejumlah 57 desa lokus yang tersebar di 9 kecamatan se Kab. Morowali.