Sunday 27 January 2019
helman kaimu
1789
Morowalikab.go.id – Witaponda – SRI (System of Rice Intensification) atau Tanam Padi Sebatang (PTS) merupakan teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air, dan unsur hara. ‘’Selama ini saya melakukan training system pertanian SRI di seluruh Indonesia, respon paling luar biasa baru saya dapatkan di Morowali,’’ Ujar Endi Juhendi salah satu Pembina NOSC (Nusantara Organic SRI Center) saat ditemui di acara gerakan tanam padi organic di Desa Solonsa Jaya Kecamatan Witaponda, Minggu (27/01/19).
Endi melanjutkan, warga sangat antusias menerima pelatihan system pertanian SRI. Salah satu indikator berhasilnya pelatihan ini adalah mereka sudah menghasilkan ribuan liter pupuk cair per orangnya. ‘’Baru sebulan yang lalu diadakan pelatihan, hari ini mereka telah menghasilkan produk yang banyak sekali bahkan ada yang sudah menghasilkan ribuan liter pupuk cair,’’ Lanjutnya.
Menurutnya, pola pikir petani mengenai kebutuhannya terhadap pupuk kimia berangsur berubah. Petani menjadi sadar akan mudahnya membuat pupuk organik. ‘’Petani sudah mulai paham bahwa pupuk akan mahal bahkan sering tidak ada dan ternyata bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat pupuk organik melimpah. Harganya juga cukup murah karena yang dibeli hanya gula,’’ Ungkap Endi.
Ia menambahkan, dengan melakukan metode SRI petani lebih menghemat biaya operasional. ‘’Penggunaan benih lebih efisien, tidak memakai pestisida kimia ataupun pupuk kimia yang biayanya paling kecil minimal Rp. 4 Juta Rupiah. Artinya, petani bisa lebih berhemat,’’ Tambahnya.
Berkat SRI banyak hal yang tadinya jadi masalah kini lebih bermanfaat. Contohnya, keong sawah yang menjadi hama diladang kini mereka butuhkan untuk dijadikan pupuk cair, kotoran hewan dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk, bahkan sampai batang pisang yang sering dibuang kesungai hingga menimbulkan banjir telah dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk kompos. Ujarnya.
Kedepannya produksi padi organic dapat melebihi produksi konvensional dan menjawab misi Bupati dalam menunjang peningkatan produksi pangan. ‘’Produksi diharapkan mencapai 8 hingga 10 ton per hektar,’’ Harap Endi.
kegiatan yang dihadiri oleh Staf Ahli Menteri Pertanian, Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr, bersama Guru besar IPB, Prof. Dr. Ir. Iswandi Annas Chaniago, M.Sc sebagai agenda utama dari kunjungan kerja mereka, akan diteruskan pendampingan NOSC selama satu musim tanam atau kurang lebih 1 Tahun masa pendampingan. Kominfo Morowali/HK/Winda