Bank Sampah dan Pusat Daur Ulang ; Alternatif Pengendalian Sampah di Kabupaten Morowali

Morowalikab.go.id-Bungku- Eksploitasi lingkungan adalah menjadi isu yang berkaitan dengan pengurusan sebuah daerah maupun kota, banyak negara besar melakukan incineration atau pembakaran, yang menjadi alternatif dalam pembuangan sampah.

Permasalahan sampah di Indonesia antara lain semakin banyaknya limbah sampah yang dihasilkan masyarakat, kurangnya tempat sebagai pembuangan sampah. ini menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air, dan udara yang membahayakan kesehatan dan lingkungan.

Sampah plastik selalu menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah maupun laut. Sifat sampah plastik tidak mudah terurai, proses pengolahannya menimbulkan toksik dan bersifat karsinogenik, butuh waktu sampai ratusan tahun bila terurai secara alami.

Keberadaan sampah plastik harus diakui tidak dapat terhindarkan, hampir di setiap penjuru lingkungan sekitar kita, salah satunya polemik sampah di Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia.

Kabupaten Morowali saat ini tidak lagi menjadi kota tertinggal di Provinsi Sulawesi Tengah bahkan di mata negara Indonesia. Hadirnya kawasan industri di Kabupaten Morowali, Menjadikannya sebagai daerah berkembang maju di sektor industri. 

Kawasan Industri ini pun turut mendorong langkah pemerintah dalam program hilirisasi yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku mineral di dalam negeri.

Tentunya, Keberadaan kawasan industri pertambangan di wilayah Kabupaten Morowali, telah membawa dampak penciptaan kesempatan kerja yang sangat besar, baik bagi tenaga kerja lokal maupun tenaga kerja dari luar daerah. Bertambahnya penduduk mengakibatkan bertambahnya sampah yang timbul. 

Dampaknya adalah penyediaan lokasi dan tempat pembuangan sampah yang amat luas . Hal ini tidak mudah mengingat banyaknya persyaratan kesehatan yang harus dipatuhi dan sulitnya mencari lahan yang tepat dengan harga yang terjangkau oleh pemerintah. 

Sebuah kondisi yang sangat ironis, karena di satu sisi ada kemakmuran (di lingkungan perusahaan) dan di sisi lain ada kemiskinan (di desa-desa yang ada di sekitar kawasan industri). Dilain pihak, teknologi tinggi dengan biaya yang tinggi tidak menjamin dapat memusnahkan semua sampah yang ada.

Dengan demikian, cara terbaik untuk memecahkan masalah sampah adalah dengan mengurangi sampah yang tidak dapat dipergunakan semaksimal mungkin. 

Berangkat dari masalah tersebut, sebagai upaya mengurangi volume sampah, Pemerintah Daerah  Kabupaten Morowali Melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus berbenah, memberikan inovasi gebrakan baru dalam mengoptimalkan sampah. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan bank sampah dan mendaur ulang sampah yang masih dapat dimanfaatkan.  

Bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat bersahabat dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi. Sementara Pusat daur ulang (PDU) sampah dapat Membantu mengurangi jumlah sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Memanfaatkan Bank sampah dan mendaur ulang sampah mampu meningkatkan perekonomian bagi masyarakat serta meningkatkan Pendapatan Asli daerah (PAD) di Kabupaten Morowali.

Saat meninjau lokasi bank sampah, TPA dan PDU, Kru IKP Dinas Kominfo Morowali mencoba melakukan investigasi ataupun wawancara kepada salah satu pegawai Dinas Lingkungan Hidup Morowali, Nadir ST merupakan Kepala Bidang Persampahan, didampingi oleh Direktur Bank Sampah Awaludin.

Nadir menyampaikan bahwa Pemerintah daerah Morowali, melalui Dinas Lingkungan Hidup, yang digawangi oleh Kadis DLH Elyta Gawi, terus mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan pengolahan sampah. Sejumlah program digalakkan DLH dalam mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengurangi sampah, salah satunya dengan memaksimalkan keberadaan Bank Sampah dan Tempat Pengelolaan Proses Daur Ulang sampah yang dinilai cukup efektif sebagai solusi.

Menurutnya, Adanya kedua segmentasi tersebut, merupakan salah satu paradigma nyata dari Pemerintah Daerah saat ini dalam memberikan solusi persampahan di Morowali. Program ini sejalan dengan visi misi Pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Morowali (Taslim-Najamudin) yaitu Mewujudkan lingkungan hidup berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan  masyarakat menghadapi perubahan iklim dan bencana.

“Nilai yang dikucurkan oleh pemerintah daerah pun tak sedikit, mulai dari fasilitas operasional, pembangunan sarana dan prasarana bahkan akomodasi membutuhkan biaya besar Pemerintah terus berharap kepada seluruh kawasan industri pihak perusahaan yang ada di wilayahnya untuk memprioritaskan isu lingkungan khususnya sampah.” Ungkapnya

Pemanfaatan Pusat Daur Ulang Sampah, DLH Sulap sampah rumah tangga jadi pupuk organik.

Kabid persampahan menjelaskan salah satu gebrakan yang dilakukan oleh DLH adalah menyulap sampah rumah tangga menjadi pupuk organik, ini sebagai upaya solusi untuk penanganan sampah rumah tangga yang masih menjadi polemik.

Dikatakannya, Revolusi Pengolahan sampah rumah tangga menjadi pupuk organik ini, baru berjalan selama 3 (tiga) bulan lamanya. Berdasarkan data sampah rumah tangga yang sudah diproduksi menjadi pupuk organik sampai saat ini berjumlah kurang lebih 1 Ton.

Setelah sampah organik ini diproduksi menjadi pupuk organik, pihak DLH melakukan penyuluhan/sosialisasi kepada kelompok Tani yang ada di Desa Kolono Kecamatan Bungku Timur. Alhasil dari penggunaan pupuk organik yang diberikan kepada para petani itu memberikan hasill yang cukup.

Keberadaan pupuk organik di kabupaten morowali saat ini, sangat memberikan dampak baik. Masyarakat menilai bahwa pupuk yang diproduksi itu tidak berbeda dengan pupuk yang diproduksi dari daerah diluar Kabupaten Morowali.

Pihaknya, optimis kedepan akan terus melakukan pengembangan terkait dengan produksi pupuk organik. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik bagi petani yang ada di kabupaten Morowali.

Untuk menjalankan program ini menjadi terarah, DLH kedepan merencanakan akan membentuk unit bank sampah di desa-desa maupun kecamatan. Pusat Daur Ulang Skala desa dibentuk dalam rangka untuk meningkatkan bank sampah unit lebih berkembang dan meningkatkan pendapatan dari penjualan barang bekas yang ada di bank sampah unit.

Bank Sampah di Morowali,  Tingkatkan Perekonomian Masyarakat

Kepala Bidang persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Morowali Nadir, mengungkapkan bahwa selama ini masyarakat selalu menganggap sampah plastik sebagai barang sisa yang harus dibuang dan tak memiliki nilai ekonomis. Nadir menekankan meminimalisasi sampah harus dijadikan prioritas utama bagi masyarakat dan seluruh stakeholder terkait. 

“Jika sampah ini dikelola dengan baik, maka sampah plastik tersebut dapat bernilai ekonomis bagi masyarakat”. Pungkasnya

Selain itu, Ia mengakui keterbatasan sarana dan prasarana pengangkut sampah serta keterbatasan infrastruktur di tempat pembuangan akhir Akhir Sampah (TPAS) menjadi kendala dalam upaya pengendalian sampah di masyarakat.

Selain dukungan dari pemerintah daerah, Nadir berharap keberadaan pihak industri untuk memberikan kontribusinya terhadap permasalahan sampah di Kabupaten Morowali.

“Untuk fasilitas sampai hari ini kami dari DLH sangat berharap ada penambahan terutama sarana angkutan yang hari ini kami belum punya. Jadi dengan kegiatan yang kamu lakukan hari ini, hanya memanfaatkan kendaraan operasional sampah yang ada di TPA, kemudian kami juga meminta dukungan anggaran untuk penyediaan sarana angkutnya itu, akan tetapi kami belum direalisasikan. Tapi Alhamdulillah tahun ini kami ada dibantu oleh perusahaan dari SCM yaitu 1 unit mobil box. Insyaallah mungkin di tahun 2023 mobilnya itu sudah Ada.” Jelasnya

Lebih jauh, Nadir mengatakan sejak berdirinya bank sampah di Tahun 2018 hingga 2022 telah menghasilkan kurang lebih 27 Ton untuk pengiriman penjualan, dan dalam sehari bisa mencapai kurang lebih 10 Ton. Pendistribusiannya dilakukan melalui kerjasama antara pemda dengan vendor Makassar.

Menurutnya, Jumlah timbunan sampah semakin bertambah seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup masyarakat yang menginginkan kepraktisan akibatnya semakin beragam sampah yang dihasilkan.

Dalam rangka mengurangi timbulan sampah tersebut, Dinas lingkungan hidup mendirikan bank sampah. Keberadaan bank sampah sangat memberikan dampak positif dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Selain mengurangi timbulan volume sampah plastik, juga meningkatkan ekonomi masyarakat dimana masyarakat bisa menjual hari pemilahan sampah plastik tersebut ke bank sampah”.

“ Berdirinya bank sampah ini, kita bisa menghemat sampai Rp 250 juta pertahun " Ungkapnya.

Pihaknya menghimbau kepada seluruh masyarakat mulai dari sekarang jangan membuang sampah sembarangan khususnya sampah plastik. Sampah tersebut harus dikelola dengan baik agar bernilai ekonomis tinggi dengan menjualnya ke bank sampah yang telah disiapkan pemerintah kabupaten Morowali.