Tuesday 15 October 2019
Winda Bestari
1407
PPID - morowalikab.go.id - Bungku. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Morowali bekerjasama dengan PT. IMIP menggelar Dialog Kerukunan antar Umat Beragama dan Etnis, Kamis, (10/10). Acara yang dibuka langsung oleh Wakil Bupati Morowali Dr. H. Najamudin, S.Ag., S.Pd., M.Pd., dihadiri oleh Wakapolres Morowali Utara, Kompol. Hasanudin, Ketua MUI Kabupaten Morowali Mauludin, S. Hi, Kaban Kesbangpol, Drs. Wahid Hasan, M.Pd, Tokoh Agama Budha, Tokoh Agama Kristen, Tokoh Agama Hindu, Tokoh Agama Khatolik Dan Ketua FKUB Kabupaten Morowali.
Dialog yang berlangsung di Wisata Laut, Kel. Tofoiso itu mengangkat tema, "Implementasi Sikap Moderasi Beragama Untuk Mewujudkan Kerukunan Dalam Perbedaan Menuju Morowali Sejahtera Bersama" dengan menghadirkan Narasumber, Ketua FKUB Provinsi Sulteng Prof. Dr. Zainal Abidin, S. Ag dan Pdt. Rinaldy Damanik, S.Th., M.Si.
Wabup Morowali, Najamudin berujar bahwa salah satu pemicu timbulnya konflik dalam bermasyarakat adalah akibat adanya benturan perbedaan sikap, pendapat dan pikiran yang memunculkan egoisme dalam diri, sehingga kesemuanya tidak luput dari pertikaian dan perpecahan. Najamudin menyebut, dialog adalah cara efektif untuk mencegah terjadinya konflik sedini mungkin.
"Dialog adalah cara dalam berkomunikasi yang paling diunggulkan FKUB. Sebab dengan dialog akan mempertemukan antara pikiran dan perasaan, sehingga ini bisa disatukan dalam rangka menuju perdamaian. Sejatinya, sikap lahir dari pikiran dan apa yang ada di pikiran itu akan menjadi tindakan. Dialog menghasilkan sikap dan nilai-nilai dalam bertindak pada keseharian di lingkup yang beragam", ucapnya.
Lebih lanjut ia menguraikan bahwa kondisi hari ini tidak bisa dikatakan aman sebab konflik bisa saja menjadi bom waktu. Maka, Najamudin mengimbau agar kegiatan dialog untuk merawat kerukunan harus senantiasa dijaga oleh seluruh elemen khususnya Pemerintah Daerah.
"Jangan menilai konflik adalah hal kecil. Ibarat api, pemantik yang kecil tidak boleh dianggap remeh. Olehnya Pemda selalu mengambil langkah untuk merawat kerukunan. Banyak metode pendekatan untuk merawat kerukunan salah satunya adalah dialog. Tahun berikutnya kami sudah menitip anggaran pada FKUB untuk ikut merawat gerakan ini", urai dia.
Najamudin juga menyentil, dalam perspektif pembangunan, salah satu faktor terjadinya konflik adalah adanya pembangunan yang tidak merata. Menurutnya, hal tersebut akan menimbulkan kecemburuan sosial, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah dalam mengantisipasi konflik.
"Masalah tersebut harus dideteksi sedini mungkin kemudian dilakukan langkah konkret untuk mengatasinya melalui program-program seperti dialog ini. Semuanya harus disikapi sehingga daerah menjadi aman. Kalau daerah aman ini juga menguntungkan bagi kita karena salah satu penunjang investasi adalah terciptanya keamanan daerah", tandasnya.
Sementara itu, hal senada diungkapkan Direktur PT IMIP, Slamet Pangabean berujar bahwa investor dalam menanamkan modal harus melihat keamanan suatu daerah. Menurutnya, Morowali telah dikenal dalam skala nasional karena perkembangan Morowali yang begitu pesat. Ia berharap agar nilai-nilai guyub rukun tetap dipertahankan, sehingga nama Morowali akan terus bergaung.
"Morowali memiliki potensi besar, maka nilai-nilai positif harus dipertahankan karena itu adalah aset bagi daerah. Morowali suatu saat akan menjadi icon. Mari saling mem-backup dan membantu, sehingga potensi konflik harus dicegah sedini mungkin agar nilai positif bisa dipertahankan", pungkasnya.
Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan penyematan tanda peserta secara simbolis, kemudian peserta diberi materi oleh masing-masing narasumber. Diketahui, peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 50 orang yang terdiri dari Tokoh Agama Budha, Tokoh Agama Kristen, Tokoh Agama Hindu, Tokoh Agama Khatolik Ketua dan pengurus FKUB Kabupaten Morowali. (Winda).