Sunday 15 November 2020
Winda Bestari
1015
morowalikab go.id - Bungku - Pemerintah Kabupaten Morowali melaksanakan Maulid Nabi Muhammad SAW, Jumat (13/11). Maulid yang berlangsung di Mesjid Agung Morowali tersebut bertajuk "Dengan Pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1442 H/2020 M, Kita Tingkatkan Ukhuwah Islamiah dan Ukhuwah Wathaniah untuk Memajukan Pembangunan Menuju Morowali Sejahtera Bersama".
Hadir di antaranya Wakil Bupati Morowali, Dr. H. Najamudin Idris, S.Ag., S.Pd., M.Pd., imam Mesjid Agung Morowali, Ustad Maulana, jajaran Forkopimda, seluruh OPD dan jajaran lingkup Pemkab Morowali, pengurus Mesjid Agung Morowali dan para santri.
Ketua panitia, Kepala Badan Kesbangpol Morowali, Drs. H. Abd Wahid Hasan dalam sambutannya mengucapkan terimakasih dan menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Pemda Morowali dan seluruh OPD yang turut terlibat dalam pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1442 H/2020 M.
"Kami (red-panitia) menyampaikan terimakasih banyak atas dukungan teman-teman OPD dan pengurus Mesjid Agung sehingga akhirnya pelaksananaan Maulid ini dapat berlangsung dengan baik", ucapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Morowali, Najamudin dalam ceramahnya ia berujar bahwa Rasullullah SAW menjadi tauladan bagi seluruh umat muslim. Peringatan Maulid tidak hanya sekadar tradisi seremonial belaka namun menjadi momen yang sarat akan makna filosofis, simbol kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai panutan muslim. Najamudin juga menyebut dalam berdakwah, Nabi Muhammad melakukan metode-metode yang sejalan dengan akhlak yang ia terapkan dalam kesehariannya.
"Momentum Maulid ini menjadikan kita merenung dan mengingat Nabi Muhammad terkait keberhasilannya dalam merangkul keberagaman melalui dakwahnya. Itu sesuai kondisi di jaman itu. Bagaimana kemudian Rasulullah mendesain sebuah dakwah sehingga dakwah itu dapat mempengaruhi setiap insan. Sebab dakwah diikuti pula dengan akhlak beliau. Berbagai pendekatan-pendekatan dalam metode dakwahnya ia mampu merangkul khalifah kedua yaitu Umar Bin Khattab yang dikenal dengan kebengisannya pada saat itu. Metode dakwah ini yang coba ditampilkan. Sehingga dakwah dapat mempengaruhi setiap orang. Kita tumbuhkan dan praktikkan dalam kehidupan selama masih sesuai dengan ajaran islam", terang Wabup.
Najamudin juga menguraikan perjalanan Rasulullah dalam menyebarkan agama Islam hingga tumbuh berkembangnya Islam di Indonesia. Menurutnya, hal tersebut tidak terlepas dari nilai-nilai keindahan seni ataupun budaya dalam memodifikasi metode dakwah.
"kreativitas dakwah dan modifikasi dakwah yang ditampilkan itu tidak terlepas dari nilai-nilai seni dalam koridor Islam. Berbagai pendekatan itu dilakukan semata untuk menyebarkan Islam. Seperti yang paling terkenal di Indonesia adalah Tombo Ati yang merupakan tembang Jawa, syair karangan Sunan Bonang sebagai penenang batin. Ini merupakan metode dakwah yang dibawa dengan seni", tambah dia.
Olenhya, Wabup berpesan untuk terus menghiasi kehidupan dengan hal-hal baik, memadukan antara seni dan iman dalam kehidupan sehari-hari.
"Itulah seni. Dengan seni hidup akan menjadi indah. Dengan iman, hidup akan menjadi tentram. Perpaduan antara keduanya saling melengkapi. Dengan begitu agama akan menjadi indah. Seperti halnya budaya barzanji yang mana adalah sebuah kitab yang menceritakn tentang perjalanan Rasulullah. Ia berisi suatu doa-doa, puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad saw yang dilafalkan dengan suatu irama atau nada yang biasa dilantunkan pada Maulid Nabi Muhammad SAW", ungkapnya.
Di akhir ceramahnya, Wabup juga menerangkan Maulid sebagai syiar Islam, sarat akan makna filosofis terutama pada setiap maulid oleh masyarakat menghiasi telur, mewarna warnikannya bukan tanpa alasan. Telur yang sudah direbus dan diwarnai ditaruh diember plastik atau bakul kemudian ditutup daun pisang sebagiannya lagi ditancapkan di pohon pisang.
Demikian itu pada hakikatnya merujuk pada QS. Ali Imran/3:27, Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yg mati dari yang hidup, dapat dimisalkan dengan mengeluarkan anak ayam dari telur, dan telur dari ayam. Dengan ayat dan misal telur ini, mengingatkan bahwa semua hidup itu ada awal dan akhir.
Dilihat dari bentuknya, telur terdiri atas tiga fase sebagai bagian hidup. Fase kulit yang dimaknai sebagai lahir, yakni maulid sebagai fitrah. Fase putih telur sebagai hidup/kehidupan yakni al-haya. Fase terakhir yaitu kuning telur sebagai akhir kehidupan, yakni al maut.