Wednesday 24 March 2021
Winda Bestari
2235
morowalikab.go.id - Menui Kepulauan - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) menggelar Aksi Nasional Kampanye dan Edukasi Penanggulangan Destructive Fishing di Desa Mbokita, Kecamatan Menui Kepulauan Selasa (23/03). Acara tersebut bertajuk "Dengan Semangat Morowali Sejahtera Bersama, Hentikan Penangkapan Ikan dengan Cara Merusak Secara Permanen Habitat dan Ekosistem Perairan". Diketahui, Kabupaten Morowali terpilih sebagai daerah kelima (5) untuk dilakukannya Kampanye dan Edukasi Penanggulangan Destructive Fishing.
Acara dihadiri langsung oleh Sekjen KKP sekaligus Plt. Dirjen PSDKP, Drs. Antam Novambar, SH, M.Hum, Direktur Pemantauan dan Operasi Armada, Dr. Pung Nugroho Saksono, A.Pi., MM, dan Plt. Direktur PSDK sekaligus Ditjen PSDKP, Eko Rudianto, M.Bus., IT. Hadir dari unsur Pemerintah Kabupaten Morowali di antaranya Wakil Bupati Morowali, Dr. H. Najamudin, S.Ag., S.Pd., M.Pd., Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Drs. Fajar, Kepala Dinas DPMDP3A, Alamsyah, S.STP., M.Ec., Dev., Camat Menui Kepulauan, Suaib Amja, Camat Bungku Pesisir, Sudarmin, SE., para pejabat eselon III dan IV lingkup Pemkab Morowali serta para Kepala Desa wilayah Kecamatan Menui Kepulauan.
Sekjen KKP, Plt. Dirjen PSDKP Antam Novambar, mengimbau agar peserta yang hadir dapat menjadi perpanjangan tangan untuk menyampaikan kepada para nelayan akan pentingnya menghentikan kegiatan destruktif fishing. Ia mengatakan, dampak dari kegiatan merusak tersebut tidak hanya menghancurkan habitat ikan namun juga telah mengancam nasib masa depan anak cucu kelak.
"Mari jaga laut kita dari kegiatan destructive fishing, mulailah dengan cara baru yang ramah lingkungan. Mengebom ikan dampaknya luarbiasa. Rumahnya bisa hancur. Terumbu karang jangan dirusak. Jangan sampai hal yang luarbiasa indah ini serta kekayaan alamnya hancur dan tidak dinikmati lagi oleh generasi yang akan datang", tuturnya.
Antam berujar, ia akan senantiasa terus mendukung apapun kebutuhan dari para nelayan asal mau meninggalkan cara lama yang merusak ekosistem laut. Hal tersebut menurut Antam adalah salah satu cara untuk mengajak nelayan agar segera berbenah dan secara bersama menolak tindakan destructive fishing.
"Kami datang bukan untuk menakuti. Tapi justru membujuk agar bapak-bapak meninggalkan cara yang merusak. Saya akan upayakan untuk membawa sejumlah bantuan, semoga secepatnya dapat direalisasikan. Baik itu berupa alat tangkap ataupun perahu, semuanya sesuai kebutuhan masyarakat", pungkas dia.
Sementara itu Wabup Morowali, Najamudin dalam sambutannya menyebut bahwa kegiatan penangkapan ikan bukan hanya terbatas pada penangkapan ikan secara ilegal namun juga terdapat kegiatan dengan cara yang merusak (destructive fishing). Najamudin mengungkap, Dinas Perikanan Kab. Morowali dalam pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan setidaknya telah memproses 11 kasus (25 orang tersangka) yang terjadi sepanjang tahun 2019 sampai tahun 2021.
"Tindak pidana yang ditangani di Kabupaten Morowali dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini telah bekerjasama dengan POLAIRUD Polda Sulteng, LANAL Palu, Dinas KKP Sulteng Bidang Pengawasan Pangkalan PSDKP Bitung melalui Satker Kendari di Wilayah Pengelolaan dan Perikanan Republik Indonesia (WPP 714) yang meliputi wilayah Teluk Tolo dan Laut Banda", ungkap Wabup.
Najamudin menerangkan bahwa untuk menghilangkan kegiatan destructive fishing, Pemda telah melaksanakan berbagai program pemberdayaan, salah satunya dengan memberikan bantuan kepada pelaku utama/usaha perikanan. Ia berharap, Aksi Nasional Kampanye dan Edukasi Penanggulangan Destructive Fishing yang dilaksanakan di Kabupaten Morowali dapat memberi dampak positif khususnya dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Menurutnya, kegiatan ini mesti berkelanjutan dengan tetap membangun sinergi antara pusat dan daerah serta dukungan unsur maritim laut Morowali tetap terjaga.
"Saya harapkan, acara ini tidak berhenti disini. Semoga ini juga dapat memberi dampak pertumbuhan ekonomi lokal, memacu daerah untuk lebih kreatif dalam mengelola sumber daya di wilayah laut", tandasnya.
Acara yang diikuti oleh ratusan masyarakat tersebut juga digelar kegiatan diskusi yang diisi dengan berbagai pemateri di antaranya materi terkait Peran Kapal Pengawas dan POKMASWAS dalam Pengawasan Destructive Fishing oleh Dr. Pung Nugroho Saksono, A.Pi., MM., Kebijakan DKP Sulteng dalam Penanggulangan Destructive Fishing oleh Herdyanto, S.St.Pi., M.Si., Pembinaan Masyarakat Pesisir/Nelayan di Morowali oleh Drs. Fajar, Peran LSM dalam Penanggulangan Destructive Fishing oleh Kasmudin, Peran KKP dalam Pengawasan Destructive Fishing oleh Doni Muhammad Faisal, S.St.Pi., M.Si., Peran Polairud dalam Penanggulangan Destructive Fishing oleh Bripka Yova Gintu dan Peran Pos AL dalam Penanggulangan Destructive Fishing oleh A. Ketut A Gulung.
Kegiatan ditutup dengan penyerahan plakat Dirjen PSDKP kepada Wakil Bupati Morowali, dilanjutkan dengan penyerahan plakat Pemda kepada Dirjen PSDKP. Selanjutnya dilakukan penandatanganan surat hibah tanah dari Pemda kepada Dirjen PSDKP. Sebagai penutup acara, Sombori Diving Club Morowali (SDC) melakukan transplantasi terumbu karang yang disaksikan langsung oleh peserta kampanye dan seluruh Warga Desa Mbokita.