Wednesday 07 July 2021
Winda Bestari
2226
morowalikab.go.id - Bungku - Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Morowali menggelar Deklarasi Desa Bersinar (Bersih dari Narkoba), Rabu (07/07). Acara yang berlangsung di Ruang Pola Kantor Bupati dihadiri oleh Kepala BNN Provinsi Sulawesi Tengah, Brigjen Pol H. Monang Situmorang SH., M.Si., Turut hadir dalam acara tersebut di antaranya Bupati Morowali, Drs. Taslim, Wakil Bupati Morowali, Dr. H. Najamudin, S.Ag., M.Pd., Kepala BNNK Morowali, AKBP Mulyadi, SH., para Kepala OPD lingkup Pemkab Morowali, para Camat, para Kepala Desa dan insan pers.
Kepala BNNK Morowali, Mulyadi menyebut dibutuhkan komitmen yang tinggi untuk melaksanakan tanggungjawab dalam upaya penanggulangan narkoba sebagaimana yang termaktub dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN) tahun 2020 - 2024. Yang mana, dalam Inpres tersebut juga menginstruksikan untuk segera membentuk program Desa Bersinar di Indonesia.
"Penyalahgunaan narkoba tidak bisa diatasi tanpa adanya komitmen kita semua. Hal ini telah diatur dalam Inpres Nomor 2 tahun 2020 tentang Pencegahan dan Pemberantasan P4GN di Indonesia, aturan itu juga mengamanatkan adanya Desa Bersinar", ucap dia.
"Mengimplentasikan Desa Bersinar, Kab. Morowali sudah memiliki regulasi yang lengkap. Ada Perda Nomor 6 tahun 2018 tentang Fasilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dan Perbup Nomor 45 tahun 2020 serta telah dibentuk SK pelaksanaan Desa Bersinar untuk dijalankan", tambah Mulyadi.
Ia berharap, melalui perwakilan setiap desa yang hadir dapat mengobarkan semangat juang agar masyarakat sadar akan bahaya dari penyalahgunaan narkoba. Kepala BNNK Morowali juga mengimbau agar seluruh perangkat desa dapat membangun komitmen bersama, memanfaatkan kekuatan dan peluang dari tingkat desa untuk membentuk masyarakat desa yang sehat, cerdas dan produktif.
"Komitmen Desa Bersinar akan diteruskan dan digelorakan ke seluruh desa yang ada di Morowali. Kita berharap, Pemerintah Desa dapat bekerja lebih efektif dalam memerangi narkoba dengan kearifan lokal yang ada", tandasnya.
Hal senada disampaikan Bupati Morowali, Taslim berujar sangat penting memberdayakan desa sebab untuk membangun negara dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan mesti dimulai dari kawasan terkecil yakni tingkat desa. Lebih lanjut, Taslim menguraikan bahwa dengan kondisi Morowali hari ini, sebagai daerah yang ekonominya tengah tumbuh pesat, dihadapkan banyak tantangan dari pelbagai aspek salah satunya narkoba. Olehnya Taslim berharap agar seluruh elemen dapat bersinergi dalam menyukseskan program Desa Bersinar di Kab. Morowali.
"Narkoba telah menjadi masalah serius di Morowali. Olehnya diharapkan kebersamaan dan keseriusan seluruh stakeholders dalam menangani masalah ini. Kita berharap, tidak hanya dari unsur pemerintah, tetapi dari sosial kemasyarakatan dan juga keagamaan untuk bersama-sama menjadikan desa di Morowali sebagai Desa Bersinar", pungkas Taslim.
Menurutnya, peran BNN dalam pencegahan dan penanggulangan narkoba mendapati banyak hal yang menjadi kendala dan keterbatasan salah satunya biaya operasional yang minim. Taslim menyebut hal itu berdampak besar pada kinerja BNN khususnya penyuluhan narkoba di kawasan-kawasan terpencil. Bupati menegaskan dibutuhkan peran perangkat desa untuk menyelenggarakan pelbagai kegiatan positif bagi masyarakat agar terhindar dari bahaya narkoba.
"Saya mohon kepada bapak Kepala Desa mari kita bersama dengan BNNK Morowali untuk mengatasi persoalan narkoba. Sisihkan APBD Desa dalam bentuk kegiatan yang membuat kelompok rentan seperti remaja agar tidak punya waktu kosong sehingga tidak terpapar dari narkoba. Perbanyak kegiatan olahraga, pelatihan, kewirausahaan sehingga mereka ada kesibukan yang bisa ditekuni", terangnya.
"Silakan bersinergi dengan lembaga-lembaga desa dan organisasi kepemudaan, siapkan pembiayaan. Ini adalah gambaran yang bisa kita lakukan dalam upaya nyata. Deklarasi adalah awal, selanjutnya diperlukan kerja nyata untuk mewujudkan Desa Bersinar", tambah Bupati.
Di akhir sambutannya, Taslim menginformasikan bahwa Pemda siap mengucurkan dana hibah sebesar 1 Milyar kepada BNNK Morowali guna membantu kerja dan peran BNN dalam mengatasi persoalan narkoba di Kab. Morowali.
"InsyaAllah Tahun Anggaran 2022, alokasinya sekitar 1 Milyar. Kita ingin hasilnya ada, agar Morowali terlindungi dari narkoba. Mari kita beri dukungan kepada BNNK Morowali. Diharapkan seluruh elemen dapat bekerja lebih proaktif. Berdayakan perangkat desa untuk memantau lingkup desa dan dusun. Mari kita wujudkan dalam kerja nyata memerangi narkoba", tandas Taslim.
Sementara itu, Kepala BNNP Sulteng, Monang Situmorang memberikan apresiasi luar biasa kepada Pemerintah Kab. Morowali yang akan memberikan dana hibah kepada BNNK Morowali dalam mendukung kinerja dan peran BNN.
"Dana hibah kepada BNNK, saya minta tolong dimanfaatkan dengan baik dan benar untuk memberikan penyuluhan ke desa-desa", tuturnya.
"Saya mengapresiasi deklarasi Desa Bersinar, saya menganalisa pak Bupati memiliki motto hidup melalui pesan-pesan dalam agama, apa yang dimiliki pasti akan kita tinggalkan. Apa yang kita perbuat pasti akan kita bawa, maka berbuatlah yang terbaik. Banggalah bapak ibu memiliki Kepala Daerah seperti beliau" tambah Monang.
Lebih lanjut ia menerangkan bahwa berdasarkan hasil survey BNN RI tahun 2017, data prevalensi penyalahgunaan narkoba di Sulawesi Tengah adalah sebesar 1,70 persen, dengan jumlah terpapar sebesar 36.594 jiwa. Jumlah tersebut mengalami penaikan, berdasarkan hasil survey LIPI pada 2019, data prevalensi meningkat menjadi 2,80 persen dengan jumlah terpapar narkoba berjumlah 52.341 jiwa.
"Walaupun secara nasional angka terus mengalami penurunan, namun justru secara daerah kita mengalami peningkatan, dengan demikian jumlah itu menempatkan Sulteng, di urutan keempat dari 34 provinsi di Indonesia. Hal itu karena wilayah desa dan kawasan terpencil masih sulit dijangkau dan dipantau", kata dia.
"Pengedar masuk dengan dalih agar pengguna akan memiliki tenaga prima dalam bekerja. Terkhusus di Morowali sebagai wilayah tambang, ini menyasar para pekerja tambang agar mereka tertarik dan memakainya. Jika terus menerus digunakan dan sudah kecanduan, maka mereka akan selalu mencarinya. Pencegahan dininya adalah memberikan penyuluhan. Saya berharap Kepala Desa untuk terus melaksanakannya, bentuk karang taruna atau organisasi kepemudaan sebagai penggiat anti narkoba. Koordinasikan ke BNNK untuk dididik di BBNK Morowali yang nantinya mereka akan meneruskan ke dusun-dusun sebagai bentuk kegiatan positif", tutupnya.