Wednesday 23 October 2019
iqbalmirza
2091
PPID - morowalikab.go.id - Wosu - Pemkab Morowali memperingati Hari Santri Nasional dengan melaksanakan upacara di pelataran pesantren Al Khairat Wosu Kec. Bungku Barat Selasa, (22/10). Upacara dipimpin langsung oleh Bupati Morowali, Drs. Taslim dan diikuti oleh FORKOPIMDA, Kepala OPD dan jajaran,
pimpinan pondok pesantren, seluruh santri serta komponen masyarakat.
Dalam sambutannya Bupati Morowali, Drs. Taslim, menyampaikan bahwa lembaga pendidikan islam tersebut merupakan tempat di mana perdamaian diterapkan dengan nilai - nilai keislaman dalam kelompok plural.
"Isu perdamaian diangakat berdasarkan fakta bahwa sejatinya pesantren adalah laboratorium perdamaian. Sebagai laboratorium perdamaian, pesantren merupakan tempat menyemai ajaran islam rahmatanlilalamin, islam ramah dan moderat dalam agama" ujar Taslim mewakili Sekjen Kemenag RI, M. Nur Cholis Setiawan.
Selain itu, ia melanjutkan, pesantren memiliki keharusan untuk mengkampanyekan perdamaian dunia. Melihat bahwa posisi Indonesia dalam Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB.
"Disamping sebagai laboratorium perdamaian, Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB, sejak 2 Januari 2019 hingga 31 Desember 2020 di mana bargaining position Indonesia dalam menginisiasi dan mendorong perdamaian semakin kuat dan nyata, menjadi momentum bagi seluruh elemen bangsa, terutama kalangan santri Indonesia agar turut berperan aktif dan terdepan mengemban misi dan menyampaikan pesan-pesan perdamaian di dunia internasional" urai dia.
Seperti diketahui, Hari Santri Nasional yang diperingati tiap 22 Oktober ini ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) berdasarkan ketetapan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang penetapan 22 Oktober Hari Santri Nasional. Penetapan Hari Santri Nasional untuk meneladani semangat jihad kepada para santri juga tentang keindonesiaan yang digelorakan para ulama.
Dengan tema ‘Santri Indonesia Untuk Perdamaian Dunia’, Peringatan Hari Santri tahun 2019 merupakan bukti keberadaan Negara di sisi entitas selama ini mengambil bagian penting dalam keberagaman Keindonesiaan dan Kebhinekaan.
Santri dan pesantren menjadi bagian sejarah kemerdekaan bangsa dan memiliki kontribusi besar dalam menjaga persatuan.
Ditulis oleh Winda Foto.Ilham Nurdin