Tuesday 03 September 2024
Ketut Suta
626
Morowalikab.go.id, Bungku - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Morowali menyebutkan bahwa, kedatangan transmigrasi memberikan manfaat bagi suatu daerah termasuk juga di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Hal itu disampaikan Kadis Nakertrans Morowali, melalui Kepala Bidang (Kabid) Transmigrasi, Ruslin S.Sos,.Dia mengatakan, transmigrasi merupakan program pemerintah pusat dan merupakan program pilihan yang dilaksanakan di masing-masing daerah, sehingga transmigrasi terintegrasi dengan desa.
Dia menjelaskan bahwa, tujuan adanya transmigrasi, baik Transmigrasi Penduduk Daerah Asal (TPA) maupun Transmigrasi Penduduk Daerah Setempat (TPS), yakni untuk pengembangan suatu wilayah serta penambahan jumlah penduduk.
“Selain itu, manfaat dari kehadiran transmigrasi ini juga dapat memudahkan jangkauan suatu daerah yang sebelumnya susah dijangkau, termasuk juga untuk pengembangan daerah seperti di sektor pertanian maupun perkebunan di Kabupaten Morowali,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (3/9/2024).
Dia menambahkan, pada tahun 1982-1994 sejak masih Kabupaten Poso (Sebelum pemekaran menjadi Kabupaten Morowali) jumlah transmigrasi sebanyak 4.637 Kepala Keluarga (KK) yang berasal dari beberapa daerah seperti, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur (Jatim), Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), dan Nusa Tenggara Barat (NTB), serta Bali.
Rincian total tersebut tersebar di beberapa desa yakni: Kecamatan Wita Ponda (Desa Puntari Makmur 500 KK, Laantula Jaya 550 KK, Salonsa 300 KK), Kecamatan Bumi Raya (Desa Limbo Makmur 400 KK, Desa Beringin Jaya 550 KK, Desa Lambelu 225 KK), Kecamatan Bungku Barat (Desa Bumi Harapan 225 KK, Marga Mulya 350 KK), Kecamatan Bungku Timur (One Pute Jaya 500 KK), Kecamatan Bahodopi (Bahomakmur 687, Desa Lele 100 KK, Labota 250 KK).
Sedangkan untuk jumlah Transmigrasi tahap selanjutnya di Kabupaten Morowali pada Tahun 2008-2018 sebanyak 1.215 antaranya, di UPT Wosu Satuan permukiman (SP) 1 sebanyak 250 Kepala Keluarga (KK) dan SP 2 sebanyak 200 KK, kemudian UPT Lanona 200 KK, UPT Umpanga 150, UPT Kabera 175 KK dan UPT Buleleng 240 KK.
“Secara kehidupan, para transmigrasi awalnya beradaptasi sosial Budaya dan pemanfaatan lahan pekarangan untuk Hortikultura berupa sayur dan buah buahan, kemudian seiring perkembangan saat ini, para transmigrasi sebagian besar suda mandiri di bidang sektor pertanian, perkebunan dan peternakan serta wirausaha,” ujarnya.
“Kemudian juga, peran Disnakertrans Morowali dalam hal ini Bidang Transmigrasi juga melakukan pendampingan dan masa pembinaan selama satu tahun terhadap transmigrasi yang baru. Selain itu juga melakukan kolaborasi dengan OPD lainnya terkait penyediaan akses jalan, bangunan perumahan, kelistrikan, hingga kesehatan dan lainnya,” imbuhnya menutupkan.